Kriminal / Kamis, 05 Juni 2025 13:20 WIB

Balita Tewas di Kolam Limbah, Polda Riau Periksa Pejabat Pertamina Hulu Rokan

BAGYNEWS.COM - Ditreskrimum Polda Riau terus mengusut meninggalnya dua balita di kolam limbah milik PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). 

Delapan pejabat perusahaan migas tersebut dijadwalkan menjalani pemeriksaan intensif oleh penyidik.

Direktur Reskrimum Polda Riau, Kombes Pol Asep Darmawan, menyatakan, dua pejabat PHR telah diperiksa, dan delapan lainnya akan segera menyusul.

"Dua pejabat sudah kami periksa. Delapan lainnya akan dipanggil, dan berkas berita acara pemeriksaan sudah saya tandatangani," ujar Kombes Asep kepada wartawan, Kamis 5 Juni 2025.

Ia juga menegaskan, tim Kepolisian telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi kolam limbah yang menjadi tempat tenggelamnya dua balita.

Dari hasil peninjauan awal, kolam tersebut diketahui merupakan bagian dari fasilitas pengolahan limbah pengeboran, yakni Cuttings Mud Treatment Facility (CMTF). 

Secara prosedur, limbah dari pengeboran seharusnya sudah diproses dan diinjeksi agar tidak lagi mengandung zat berbahaya.

"Selain itu, area kolam limbah seperti ini semestinya dilengkapi rambu peringatan, sistem pengamanan, dan pengawasan ketat," jelas Asep.

Polda Riau saat ini mendalami kemungkinan adanya unsur kelalaian dalam pengelolaan kolam limbah tersebut. Penyelidikan difokuskan untuk mencari tahu sejauh mana standar operasional prosedur (SOP) telah dijalankan.

"Kami akan telusuri apakah SOP sudah dijalankan atau justru ada pelanggaran. Ini menyangkut keselamatan masyarakat, dan yang menjadi korban adalah dua anak kecil," tegasnya.

Tragedi itu terjadi pada Selasa 22 Mei 2025 di Dusun Mekar Sari, Kecamatan Rantau Kopar, Rokan Hilir. Dua bocah kakak-beradik, FSH dan FW, ditemukan meninggal dunia setelah tenggelam di kolam limbah milik PHR.

Menurut keterangan, saat kejadian sang ibu, Fatimah, tengah pergi ke pasar. Sementara FSH yang tertidur ditinggalkan bersama sang ayah di rumah. Ketika Fatimah kembali sekitar pukul 13.50 WIB, kedua anaknya sudah tidak terlihat.

Panik, Fatimah dan suaminya segera mencari keberadaan anak-anak mereka. Seorang warga bernama Bintang kemudian memberi tahu lokasi tempat anak-anak biasa bermain.

Betapa terkejutnya sang ayah ketika mendapati tubuh kedua anaknya sudah mengapung tak bernyawa di dalam kolam limbah. Ia pun langsung terjun ke kolam untuk mengevakuasi jasad anak-anaknya dengan tangan sendiri.

Warga yang berdatangan segera membantu dan membawa kedua korban ke Puskesmas terdekat, namun nyawa keduanya tak dapat diselamatkan.

Pihak kepolisian menegaskan bahwa proses penyelidikan akan terus berlanjut hingga terang benderang siapa pihak yang paling bertanggung jawab.

"Penanganan limbah industri bukan hanya soal prosedur teknis, tetapi juga menyangkut keselamatan warga. Jika ditemukan pelanggaran, kami akan tindak tegas sesuai hukum yang berlaku," imbuhnya. (bgn/rac)

Kriminal

© Bagynews.com. All Rights Reserved. Designed by HTML Codex